Grab Your Imagination – Game 10 Day 3 — Sebelumnya Grab Your Imagination – Game 10 Day 2
Masih ingat khan Kak…Bagaimana kondisi Pasukan Raja Thalut ? Ya…awal mereka yakin akan kemenangan karena jumlah mereka sangatlah banyak. Menurut Tafsir Ibnu Katsir sekitar 80.000 pasukan. Kebayang khan iring-iringan pasukannya pastilah panjang dan semangat membara akan menang melawan Jalut dan pasukannya.
“Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku”. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya”. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. (QS Al Baqarah 249)
“Pada saat itu hanya sebagian sedikit saja pasukan RajaThalut yang meminum air sungai itu dengan cara seperti yang diberitahukan, yaitu dengan menciduknya. Menurut Tafsir Ibnu Katsir, yang meminum dengan cara menciduknya, maka ia sudah akan merasa kenyang, dan yang meminumnya langsung dari sungai atau tidak seperti yang diperintahkan maka mereka tiada akan pernah kenyang. Para pasukan Raja Thlaut yang tersisa sedikit itu mereka meyakini bahwa janji Allah adalah benar yaitu kemenangan ada di sisi mereka.
Tak lama kemudian, akhirnya mereka berhadapan dengan Jalut dan pasukannya. Bayangkan mereka hanya sedikit jumlahnya harus berhadapan dengan Jalut yang besar bagai raksasa juga pasukannya. Ada rasa ciut nyali melihatnya, tetapi mereka adalah orang-orang pilihan. Dan Raja Thalut dan pasukannya berdoa seperti yang dituliskan di Al Baqarah ayat 250
وَلَمَّا بَرَزُوا لِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ قَالُوا رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Artinya : Tatkala Jalut dan tentaranya telah nampak oleh mereka, merekapun (Thalut dan tentaranya) berdoa: “Ya Tuhan kami, tuangkanlah kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir” — QS Al Baqarah 250
Dalam menghadapi musuh-musuhnya, mereka meminta untuk dikokohkan pendiriannya artinya agar mereka tidak melarikan diri dana ketidakberdayaan. Bisakah dibayangkan suasana saat itu ? Kala berhadapan dengan pasukan besar dan didapati pasukan sendiri sedikit, hanya kepada Allah tempat dikuatkan keimanan.
‘Trus…gimana selanjutnya Mi ? Itu nanti muncul Nabi Daud khan ?’
“Oke kita lanjutkan…sabar…hehehe…
Raja Thalut berusaha menyemangati pasukannya, “Ayoooo kalahkan Jalut. Siapa yang berhasil akan diberi kehormatan, dan akan menikah dengan putriku” seru Raja Thalut. Menurut cerita Raja thalut mempunyai seorang putri yang baik budi, banyak pemuda berharap menikah dengannya, tetapi ciut nyali dengan tantangan itu. Tetapi ada seorang pemuda yang berani menjawab tantangan itu. Tenetu saja pemuda itu berani maju berperang karena pemuda itu yakin akan doanya …yakin bahwa Allah akan menguatkan pendiriannya untuk berperang melawan Jalut, yakin akan janji Allah akan diberikan kemenangan. Dengan lantang pemuda itu berseru “Aku akan menghadapinya”. Ahaaa…siapakah dia ? pemuda itu bernama Daud. Dengan wajah bersungguh-sungguh, yang konon ceritanya hanya bersenjatakan katapel. Mereka berpikir Daud itu hanya nekad saja, bagaimana mungkin seorang pemuda akan menghadapi raksasa seperti Jalut. Akan tetapi Raja Thalut menghargai tekad Daud dan menyemangatinya ‘Majulah anak muda, Allah menyertaimu.
‘Lhaaaa..apa enggak diejek tu Mi sama Jalut….menang gak ?’
“Tentu saja Jalut meremehkan ‘Hei…kenapa kalian tidak kesatria? Kenapa anak ingusan yang menjadi lawan duelku?’ kata Jalut dengan sombongnya. Pasukan Thalut tertunduk layu, mereka tidak bisa membayangkan bila alat pemukul yang dipegang oleh Jalut akan mengenai kepala Daud. Dan segera Daud menyiapkan senjatanya. Dengan menyebut asma Alla ‘Bismillah’, batu itu melayang secepat kilat dan mengenai kepala Jalut. Dan….bruukkkk Jalut jatuh tersungkur.
Serta Merta pasukan Raja Thalut bersorak sorai. Tetapi mereka tidak terhanyut euphoria tersebut. Raja Thalut dan pasukannya segera menyerbu pasukan Jalut. Pasukan musuh tidak berdaya, karena boss-nya pasukan yaitu Jalut sudah meninggal. Akhirnya dengan ijin Allah Raja Thalut berhasil memenangkan perang. Sebagaimana telah Allah kabarkan pada QS Al Baqarah ayat 251
فَهَزَمُوهُمْ بِإِذْنِ اللَّهِ وَقَتَلَ دَاوُودُ جَالُوتَ وَآتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ وَالْحِكْمَةَ وَعَلَّمَهُ مِمَّا يَشَاءُ ۗ وَلَوْلَا دَفْعُ اللَّهِ النَّاسَ بَعْضَهُمْ بِبَعْضٍ لَفَسَدَتِ الْأَرْضُ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ ذُو فَضْلٍ عَلَى الْعَالَمِينَ
Yang artinya : Mereka (tentara Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam peperangan itu) Daud membunuh Jalut, kemudian Allah memberikan kepadanya (Daud) pemerintahan dan hikmah (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian umat manusia dengan sebagian yang lain, pasti rusaklah bumi ini. Tetapi Allah mempunyai karunia (yang dicurahkan) atas semesta alam. (QS Al Baqarah 251)
—–bersambung