Bunda Sayang, Ibu Profesional, IIP

Grab Your Imagination – Game 10 Day 2

Grab Your Imagination – Game 10 Day 2 — Cerita sebelumnya ada di Grab Your Imagination – Game 10 Day 1

“Iya…mereka akan berperang melawan Jalut. Jalut itu berbadan kekar dan besar. Otot-ototnya bertonjolan…”

‘Bertonjolan ? kayak Deddy Corbuzier atau Ade Rai Mi ?’

“Lebih gede lagi kak…Dia lebih mirip raksasa daripada manusia. Jalut mudah sekali mengayun-ayunkan gadanya yang besar. Berjalannya saja membuat tanah bergetar. Bisa dibayangkan betapa besarnya tubuh Jalut itu. Tetapi hal itu tidak membuat Raja Thalut berkecil hati dan gentar. Ingat khan Allah telah memberikan Tabut kepada Raja Talut. Dengan diberikan Tabut itu akan mambawa ketenangan dan keagungan bagi Raja Thalut. Masih ingat khan dalam Tabut itu ada apa saja ?”

‘Ada tongkat Nabi Musa dan Taurat….waktu di sekolah ustadzah juga bercerita begitu’.

“ya kak….dalam Tabut itu…oiya itu sebuah peti…Tabut namanya, berisikan Tongkat Nabi Musa, serpihan lauh atau papan Nabi Musa dan Taurat. Malaikat datang membawa Tabut di antara langit dan bumi lalu meletakkannya di hadapan Thalut, sementara itu orang-orang menyaksikan. Tabut itu berada di rumah Thalut, maka mereka orang-orang Bani Israil mengimani kenabian Syam’un dan mentaati Thalut” *Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 halaman 501

‘Wow…’, komentar ananda.

“dan waktu berperang melawan Jalut telah tiba. Allah menceritakan pada QS Al Baqarah ayat 249

فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللَّهَ مُبْتَلِيكُمْ بِنَهَرٍ فَمَنْ شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَنْ لَمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلَّا مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ ۚ فَشَرِبُوا مِنْهُ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ ۚ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ قَالُوا لَا طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنُودِهِ ۚ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلَاقُو اللَّهِ كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya : Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku”. Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya”. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”.

‘Apa yang terjadi selanjutnya Mi ?’

“Setelah itu…Raja Thalut dengan pasukannya segera berbaris dan keluar untuk menghadapi Jalut. Pasukan Raja Thalut diantaranya adalah orang-orang Bani Israil yang mentaatinya. Saat itu pasukan Raja Thalut berjumlah 80.000 orang. Wallahu a’lam Dan saat itu Raja Thalut berkata kepada pasukannya bahwa Allah akan menguji kalian. Menguji apa ya Kak ? Ternyata Allah akan mengujinya dengan sebuah sungai. Iya sungai yang konon ceritanya sungai tersebut adalah sengau antara Yordania dan Palestina, yaitu Sungai Syari’ah yang sangat terkenal saat itu. Raja Thalut mengumumkan bahwa yang meminum air sungai tersebut bukan dari golongannya. Disini boleh pasukannya meminum air sungai tersebut. Tetapi yang diperbolehkan meminumnya dengan cara menciduknya. Diciduk dengan tangannya. Minum secukupnya dari air yang ada ditangannya. Bukan berlebih-lebihan.”

‘Diciduk maksudnya seperti begini ya Mi’ – sambil memperagakan aksi menciduk air dengan tangannya.

“Iya seperti itu. Sedikit sekali bukan ? Mana puas minum dengan cara begitu. Tetapi ingat itu perintah Raja Thalut, tentunya beliau memerintahakan seperti itu juga karena Allah mengilhamkan padanya, atas petunjuk Allah. Ada hikmah yang berharga dari cerita itu Nak. Bahwasanya…setiap manusia yang akan taat kepada Allah. Taat dengan perintah-perintah Allah, ingin selalu dekat dengan Allah, pastinya akan mendapatkan ujian-ujian. Taukah kakak..bahwa penggambaran sungai itu adalah air yang sangat segar. Bisa dibayangkan pasukan tentara Raja Thalut yang akan perang telah berjalan jauh, tentunya haus dan lelah, inginnya meneguk air sebanyak-banyaknya. Maka sungai itu adalah penggambaran kehidupan dunia Nak. Kehidupan dunia yang menyenangkan melenakan akan tujuan hidup kita sesungguhnya. Sejatinya kita hidup di dunia ini hanya sementara. Cukuplah ambil secukupnya untuk bisa menegakkan badan untuk melaksanakan semua aturan dan perintah Allah. Jangan berlebih-lebihan. Hal itu akan memalingkan kita dari tujuan kita yaitu Allah…..”

——bersambung

Tinggalkan komentar